Kamis, 03 Desember 2015

Hari Ketiga Kampanye Autisme di SMA Marie Joseph Jakarta Utara




Duta Peduli Autis di SMA Marie Joseph Jakarta Utara dalam Penerapan Mata Kuliah Character Building bersama Teach For Indonesia

Kelas : LG01
Dosen : Sukron Ma'mun , S.Ag., M.A.


Kode Dosen : D3702

Hari, tanggal : Kamis, 26 November 2015

Pukul : 10.00 – 11.00

Lokasi : SMA Marie Joseph, Jl. Puspa Gading I Blok H2 No. 2-10,  Jakarta Utara

Jumlah siswa : 15 siswa

Anggota kelompok hadir : 9 orang

Ketua : Anton Wibowo (1801384312)

Anggota : 

1.       Hanson Abraham                      -                   1801378184
2.       Michael Adam                          -                   1801384230
3.       Ronaldo Budiman                     -                   1801378801
4.       Tommy Setiawan                      -                   1801378505
5.       Dennis Adinata                         -                   1801384836
6.       Mareta                                       -                   1801378865
7.       Christyaputri                             -                   1801400114
8.       Yonas Putra                               -                   1801387485


PIC : 
          Michael Adam

A. Materi yang diajarkan
    -) Pengenalan singkat mengenai MPATI
    -) Pengertian tentang autisme
    -) Klarifikasi atas miskonsepsi yang biasany dimiliki masyarakat mengenai autisme
    -) Ciri-ciri anak autis
    -) Cara memperlakukan dan mendidik anak autis yang baik
    -) Ajakan dan himbauan untuk berhenti menggunakan kata "Autis" sebagai bahan ejekan
-) Mengajak siswa/siswi untuk menjadi teladan dengan cara membantu mengingatkan teman-teman yang lain untuk berhenti menggunakan kata "Autis" sebagai bahan ejekan
-) Mengajak siswa/siswi untuk turut serta menjadi volunteer duta autis selanjutnya


B. Persiapan


Dari kiri ke kanan : Mareta Atmadja, Yonas Putra, Christyaputri, Anton Wibowo, Hanson Abraham (atas), Dennis Adinata, Tommy Setiawan

Dari kiri ke kanan : Yonas Putra, Christyaputri, Anton Wibowo, Michael Adam, Hanson Abraham (atas), Dennis Adinata, Tommy Setiawan

Kami diberi kesempatan untuk menyampaikan materi kampanye duta autis di Sekolah Marie Joseph pada pukul 10.00 – pukul 11.00 di kelas XA. Jam yang digunakan adalah jam pelajaran Bimbingan Konseling.

Seluruh anggota kelompok (kecuali Adam yang tinggal dekat SMA Marie Joseph) berjanji untuk berkumpul di Dunkin Donut Bandengan pada pukul 07.30. Tommy menjadi yang paling awal tiba di Dunkin Donut (pukul 07.00), dan yang lainnya tiba tepat waktu. Kami berangkat dari Dunkin Donut menggunakan mobil, dan tiba di SMA Marie Joseph lebih awal 1 jam, yaitu pada pukul 08.50. Michael Adam yang berangkat dari rumahnya sudah menunggu kami di lokasi. Sembari menunggu waktu presentasi tiba, kami keliling mencari sarapan di sekitar SMA Marie Joseph.

C. Metode Pengajaran Yang Diterapkan

Pada kegiatan kali ini, kami menggunakan metode pengajaran classroom. Menurut kami, metode pengajaran classroom merupakan metode yang paling baik. Jumlah siswa yang sedikit dan suasana kelas yang tenang membuat metode pengajaran classroom menjadi sangat mudah.


D.  SURVEY

Survey Internal
·        Disiplin Waktu – Tommy menjadi teladan karena ia tiba setengah jam lebih awal dari waktu yang sudah ditentukan. Namun, anggota kelompok yang lain juga sudah sangat baik dan tidak ada yang telat.
·        Ide – ide yang disampaikan. Yonas Putra menjadi teladan, ia banyak memberi masukan tentang materi-materi baru yang dapat kami sampaikan, beserta teknik penyampaian yang dapat menarik perhatian siswa.
·        Inisiatif. Ronaldo Budiman menjadi teladan, karena ia selalu memastikan kami semua telah menguasai materi, dan ia juga bertanggung jawab memilih materi yang diajarkan. Yang lainnya juga sudah baik.
·        Sikap. Christyaputri menjadi teladan, karena ia dapat memilih kalimat yang sopan dan tepat untuk menggerakan hati para siswa agar lebih peduli terhadap autisme.

 Survey Eksternal


E. PENUTUP



Dari pengalaman melaksanakan kegiatan sosialisasi sebagai duta pedulu Autisme di sekolah, dapat kami simpulkan bahwa pengetahuan mengenai autisme sudah lebih baik diketahui oleh murid-murid. Dengan mengetahui serta menghayati hal tersebut, diharapkan agar menjadi suatu dorongan untuk meningkatkan kesadaran akan apa yang dilakukan di dalam kehidupan, terutama mengenai penggunaan kata autis sebagai bahan guyonan. Apa yang diberikan tidak lupa juga dapat menjadi sedikit tambahan pengetahuan mengenai autisme secara ilmiah. Kami sendiri juga telah belajar dari pengalaman ini. Maka dari itu, kita semua bersama-sama berusaha untuk berkembang di dalam kehidupan, agar dapat berpikir secara terbuka dan bertindak yang disertai dengan hati nurani. Dan pada akhirnya menciptakan lingkungan kehidupan yang damai dan penuh kasih sayang.













Tidak ada komentar:

Posting Komentar