Kamis, 26 November 2015

Hari Kedua Kampanye Autisme di SMP Budi Agung Jakarta Utara


Duta Peduli Autis di SMP Budi Agung Jakarta Utara dalam Penerapan Mata Kuliah Character Building bersama Teach For Indonesia

Kelas : LG01
Dosen : Sukron Ma'mun , S.Ag., M.A.


Kode Dosen : D3702

Hari, tanggal : Selasa, 24 November 2015

Pukul : 10.00 – 11.00

Lokasi : SMP Budi Agung,  Jl. Terusan Bandengan Utara No 95 Blok F 3-12, Teluk Gong, Jakarta Utara 

Jumlah siswa : 31 siswa

Anggota kelompok hadir : 9 orang

Ketua : Anton Wibowo (1801384312)

Anggota : 

1.       Hanson Abraham                      -                   1801378184
2.       Michael Adam                          -                   1801384230
3.       Ronaldo Budiman                     -                   1801378801
4.       Tommy Setiawan                      -                   1801378505
5.       Dennis Adinata                         -                   1801384836
6.       Mareta                                       -                   1801378865
7.       Christyaputri                             -                   1801400114
8.       Yonas Putra                               -                   1801387485


PIC : 
          Tommy Setiawan

A. Materi yang diajarkan
    -) Pengenalan singkat mengenai MPATI
    -) Pengertian tentang autisme
    -) Klarifikasi atas miskonsepsi yang biasany dimiliki masyarakat mengenai autisme
    -) Ciri-ciri anak autis
    -) Cara memperlakukan dan mendidik anak autis yang baik
    -) Ajakan dan himbauan untuk berhenti menggunakan kata "Autis" sebagai bahan ejekan
-) Mengajak siswa/siswi untuk menjadi teladan dengan cara membantu mengingatkan teman-teman yang lain untuk berhenti menggunakan kata "Autis" sebagai bahan ejekan
-) Mengajak siswa/siswi untuk turut serta menjadi volunteer duta autis selanjutnya


B. Persiapan



Kiri ke kanan : Michael Adam, Dennis Adinata, Ronaldo Budiman, Anton Wibowo, Ibu Sri Rahayu (Kepsek SMP Budi Agung), Mareta Atmadja, Christyaputri, Tommy Setiawan, Hanson Abraham, Yonas Putra

Kami sudah membuat janji dengan Ibu Kepsek Sri Rahayu untuk datang memberikan presentasi pada pukul 10.00. Kami berangkat dari Binus Syahdan pukul 09.20. Semuanya berangkat menggunakan motor.

Kami tiba di SMP Budi Agung pada pukul 09.50, lebih awal 10 menit dari jadwal. Kami pun menyempatkan diri untuk membeli cemilan terlebih dahulu. Lalu, pada pukul 10.00, kami memulai kegiatan seminar.

C. Metode Pengajaran Yang Diterapkan

Pada pertemuan kali ini, kami kembali menerapkan sistem pengajaran classroom. Alasannya sama dengan minggu lalu, yaitu karena metode tersebut dapat meminimalisir adanya kesalahpahaman mengenai materi yang kami bawakan. Untuk mengatasi kendala yang ada pada pertemuan sebelumnya (murid di barisan belakang tidur),  sebagian dari kami berdiri di belakang.


D.  SURVEY

Survey Internal
·        Disiplin Waktu – Untuk masalah disiplin waktu, semuanya sama baiknya, karena kami berangkat dan tiba tepat waktu.
·        Ide – ide yang disampaikan. Tommy Setiawan menjadi teladan, karena ia mampu memberikan insight / masukan yang sangat bagi kegiatan kami, dimana masukan tersebut belum terpikirkan oleh yang lainnya.
·        Inisiatif. Ronaldo Budiman menjadi teladan, karena ia selalu memastikan kami semua telah menguasai materi, dan ia juga bertanggung jawab memilih materi yang diajarkan. Yang lainnya juga sudah baik.
·        Sikap. Christyaputri menjadi teladan, karena ia dapat memilih kalimat yang sopan dan tepat untuk menggerakan hati para siswa agar lebih peduli terhadap autisme.

 Survey Eksternal




E. PENUTUP
Menurut kami, pada akhir kegiatan para siswa/siswi kelas 9C SMP Budi Agung yang berjumlahkan 28 orang menjadi lebih aware  dan peduli mengenai autisme dibandingkan dengan sebelum kegiatan.
 Pada awal acara, sama seperti kegiatan sebelumnya, ketika kami menyebut kata ‘autis’, para siswa/siswi  banyak yang masih menganggapnya sebagai bahan guyonan,  dan ada yang menunjuk temannya yang lain dan mengatakan bahwa temannya itu anak autis.
Untungnya, pada akhir acara, para siswa sudah semangat dan berkomitmen untuk berhenti menggunakan kata “autis” sebagai bahan guyonan. Mereka juga bersedia untuk menjadi inspirasi bagi masyarakat sekitarnya untuk lebih sadar dengan kata “autis”.


Secara keseluruhan, acara kali ini berjalan dengan sangat lancar dan sudah lebih baik dari kegiatan sebelumnya. Hal yang ingin diperbaiki adalah teknik penyampaian, agar para siswa/i bisa lebih tertarik lagi.


LAMPIRAN










Tidak ada komentar:

Posting Komentar