Duta Peduli Autis di SMP Budi Agung Jakarta Utara dalam Penerapan
Mata Kuliah Character Building bersama Teach For Indonesia
Kelas : LG01
Dosen : Sukron Ma'mun , S.Ag., M.A.
Kode Dosen : D3702
Hari, tanggal : Selasa, 17 November 2015
Pukul : 07.30 – 08.30
Lokasi : SMP Budi Agung, Jl. Terusan Bandengan Utara No 95
Blok F 3-12, Teluk Gong, Jakarta Utara
Jumlah siswa : 26 siswa
Anggota kelompok hadir : 9 orang
Ketua : Anton Wibowo (1801384312)
Anggota :
1. Hanson
Abraham 1801378184
2. Michael
Adam 1801384230
3. Ronaldo
Budiman 1801378801
4. Tommy
Setiawan 1801378505
5. Dennis
Adinata 1801384836
6. Mareta 1801378865
7. Christyaputri 1801400114
8. Yonas
Putra 1801387485
PIC :
Ronaldo Budiman
A. Materi yang diajarkan
-) Pengenalan singkat mengenai MPATI
-) Pengertian tentang autisme
-) Klarifikasi atas miskonsepsi yang umum dimiliki
masyarakat mengenai autisme
-) Ciri-ciri anak yang mengalami autisme
-) Cara memperlakukan anak autis yang baik
-) Ajakan dan himbauan untuk berhenti menggunakan
kata "Autis" sebagai bahan ejekan
-) Mengajak siswa/siswi untuk menjadi teladan dengan
cara membantu mengingatkan teman-teman yang lain untuk berhenti menggunakan
kata "Autis" sebagai bahan ejekan
B. Persiapan
Kanan ke kiri :
Anton Wibowo, Mareta Atmadja, Ronaldo Budiman, Michael Adam(bawah) , Yonas Putra(atas),
Tommy Setiawan, Hanson Abraham (bawah), Dennis Adinata (atas)
Kami sudah membuat janji dengan Ibu Kepsek Sri Rahayu untuk datang
memberikan presentasi pada pukul 07.30. Ketua kelompok, Anton,
mengkoordinasikan anggota kelompok yang lain untuk datang lebih awal ( pukul
07.00) di daerah dekat sekolah, untuk menghindari kemacetan.
Anton, Adam, Ronaldo, dan Tommy berangkat dari rumah masing-masing
dan langsung menuju meeting point. Sedangkat Christyaputri, Mareta, Dennis dan
Hanson berkumpul di Admisi Binus Anggrek terlebih dahulu, lalu kemudian datang
menuju meeting point menggunakan GrabCar.
Semuanya sudah lengkap berkumpul ketika pukul 07.10, dan kami pun
langsung menuju ke SMP Budi Agung. Sesampainya di sana, kami langsung
menghubungi Ibu Kepsek, dan kemudian kami dipersilahkan untuk melaksanakan
kegiatan seminar.
C. Metode Pengajaran Yang Diterapkan
Kami menerapkan sistem pengajaran classroom. Menurut kami, hal
positif mengenai metode tersebut adalah kami dapat meminimalisir adanya
kesalahpahaman mengenai materi yang kami bawakan. Selain itu, murid SMP Budi
Agung sangatlah kooperatif, sehingga kami lebih mudah untuk membawakan materi.
Kelemahan dari metode ini menurut kami adalah ada satu atau dua siswa di bagian
belakang yang tidur.
D. SURVEY
Survey Internal
·
Disiplin Waktu – Untuk masalah disiplin waktu, Michael Adam
merupakan teladan bagi kami semua, karena meskipun lokasi rumahnya merupakan
yang paling jauh (Kelapa Gading) dengan SMP Budi Agung, Michael adalah yang
paling pertama tiba di meeting point. Yang perlu lebih semangat adalah Dennis
Adinata, karena dia merupakan yang paling telat tiba di Admisi Binus (yang
berangkat menggunakan GrabCar), sehingga
yang menggunakan GrabCar tiba sedikit telat di meeting point. Meski begitu,
ketelatannya tidak berpengaruh terhadap berjalannya acara karena kami semua
sudah berkumpul sebelum jam acara.
·
Ide – ide yang disampaikan. Ronaldo Budiman menjadi teladan, karena ia
aktif memberikan ide-ide mengenai apa materi yang diajarkan dan bagaimana
teknik kami menyampaikan materi tersebut.
Yang perlu lebih semangat adalah Christyaputri masih kurang aktif dalam menyampaikan idenya.
·
Inisiatif. Anton Wibowo menjadi teladan, karena ia dengan
aktif mengatur jadwal serta lokasi berkumpul sebelum acara , mengurus perizinan
ke TFI dan sekolah yang bersangkutan, dan mengajak kami semua untuk berdiskusi
mengenai tentang materi yang akan disampaikan. Yang perlu lebih semangat adalah
Hanson.
·
Sikap. Yonas Putra menjadi teladan, karena ia dapat memilih
kalimat yang sopan dan tepat untuk menggerakan hati para siswa agar lebih
peduli terhadap autisme. Mareta masih kurang mampu menyampaikan ide-ide dan
materi dengan kalimat yang sesuai.
Survey Eksternal
E. PENUTUP
Menurut kami, pada akhir kegiatan para siswa/siswi kelas
9A SMP Budi Agung yang berjumlahkan 26 orang menjadi lebih aware dan peduli mengenai autisme
dibandingkan dengan sebelum kegiatan.
Pada awal
acara, ketika kami menyebut kata ‘autis’, para siswa/siswi banyak yang masih menganggapnya sebagai bahan
guyonan, ada yang menunjuk temannya yang lain dan mengatakan bahwa temannya itu
anak autis. Namun, pada akhir acara, terlihat bahwa para siswa/siswi sudah
menanggapi serius kata ‘autis’ ini, dan banyak pula yang aktif mengajukan
pertanyaan.
Secara keseluruhan, acara kali ini berjalan dengan
sangat lancar. Meski begitu, tetap ada yang ingin kami perbaiki pada acara
selanjutnya, yaitu kami harus dapat
menarik lebih banyak siswa/siswi untuk ikut menjadi volunteer duta autisme
selanjutnya.
LAMPIRAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar