Duta Peduli Autis di SMP Budi Agung Jakarta Utara dalam Penerapan
Mata Kuliah Character Building bersama Teach For Indonesia
Kelas : LG01
Dosen : Sukron Ma'mun , S.Ag., M.A.
Kode Dosen : D3702
Hari, tanggal : Selasa, 24 November 2015
Pukul : 10.00 – 11.00
Lokasi : SMP Budi Agung, Jl. Terusan Bandengan Utara No 95
Blok F 3-12, Teluk Gong, Jakarta Utara
Jumlah siswa : 31 siswa
Anggota kelompok hadir : 9 orang
Ketua : Anton Wibowo (1801384312)
Anggota :
1. Hanson
Abraham - 1801378184
2. Michael
Adam - 1801384230
3. Ronaldo
Budiman - 1801378801
4. Tommy
Setiawan - 1801378505
5. Dennis
Adinata - 1801384836
6. Mareta - 1801378865
7. Christyaputri - 1801400114
8. Yonas
Putra - 1801387485
PIC :
Tommy Setiawan
A. Materi yang diajarkan
-) Pengenalan singkat mengenai MPATI
-) Pengertian tentang autisme
-) Klarifikasi atas miskonsepsi yang biasany
dimiliki masyarakat mengenai autisme
-) Ciri-ciri anak autis
-) Cara memperlakukan dan mendidik anak autis yang
baik
-) Ajakan dan himbauan untuk berhenti menggunakan
kata "Autis" sebagai bahan ejekan
-) Mengajak siswa/siswi untuk menjadi
teladan dengan cara membantu mengingatkan teman-teman yang lain untuk berhenti
menggunakan kata "Autis" sebagai bahan ejekan
-) Mengajak siswa/siswi untuk turut serta
menjadi volunteer duta autis selanjutnya
B. Persiapan
Kiri ke kanan : Michael Adam, Dennis Adinata, Ronaldo Budiman, Anton Wibowo, Ibu Sri Rahayu (Kepsek SMP Budi Agung), Mareta Atmadja, Christyaputri, Tommy Setiawan, Hanson Abraham, Yonas Putra
Kami sudah membuat janji dengan Ibu Kepsek Sri Rahayu untuk datang
memberikan presentasi pada pukul 10.00. Kami berangkat dari Binus Syahdan pukul
09.20. Semuanya berangkat menggunakan motor.
Kami tiba di SMP Budi Agung pada pukul 09.50, lebih awal 10 menit
dari jadwal. Kami pun menyempatkan diri untuk membeli cemilan terlebih dahulu.
Lalu, pada pukul 10.00, kami memulai kegiatan seminar.
C. Metode Pengajaran Yang Diterapkan
Pada pertemuan kali ini, kami kembali menerapkan sistem pengajaran
classroom. Alasannya sama dengan minggu lalu, yaitu karena metode tersebut dapat
meminimalisir adanya kesalahpahaman mengenai materi yang kami bawakan. Untuk
mengatasi kendala yang ada pada pertemuan sebelumnya (murid di barisan belakang
tidur), sebagian dari kami berdiri di
belakang.
D. SURVEY
Survey Internal
·
Disiplin Waktu – Untuk masalah disiplin waktu, semuanya
sama baiknya, karena kami berangkat dan tiba tepat waktu.
·
Ide – ide yang disampaikan. Tommy Setiawan menjadi teladan, karena ia
mampu memberikan insight / masukan yang sangat bagi kegiatan kami, dimana
masukan tersebut belum terpikirkan oleh yang lainnya.
·
Inisiatif. Ronaldo Budiman menjadi teladan, karena ia
selalu memastikan kami semua telah menguasai materi, dan ia juga bertanggung
jawab memilih materi yang diajarkan. Yang lainnya juga sudah baik.
·
Sikap. Christyaputri menjadi teladan, karena ia dapat memilih
kalimat yang sopan dan tepat untuk menggerakan hati para siswa agar lebih
peduli terhadap autisme.
Survey Eksternal
E. PENUTUP
Menurut kami, pada akhir kegiatan para siswa/siswi
kelas 9C SMP Budi Agung yang berjumlahkan 28 orang menjadi lebih aware
dan peduli mengenai autisme dibandingkan dengan sebelum kegiatan.
Pada awal
acara, sama seperti kegiatan sebelumnya, ketika kami menyebut kata ‘autis’,
para siswa/siswi banyak yang masih
menganggapnya sebagai bahan guyonan, dan
ada yang menunjuk temannya yang lain dan mengatakan bahwa temannya itu anak
autis.
Untungnya, pada akhir acara, para siswa sudah
semangat dan berkomitmen untuk berhenti menggunakan kata “autis” sebagai bahan
guyonan. Mereka juga bersedia untuk menjadi inspirasi bagi masyarakat
sekitarnya untuk lebih sadar dengan kata “autis”.
Secara keseluruhan, acara kali ini berjalan dengan
sangat lancar dan sudah lebih baik dari kegiatan sebelumnya. Hal yang ingin
diperbaiki adalah teknik penyampaian, agar para siswa/i bisa lebih tertarik
lagi.